MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALOGI

PENERAPAN NILAI-NILAI ISLAMI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENERAPAN NILAI-NILAI ISLAMI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALOGI

Ustadz Alif Rezky, M.Pd., Guru SMA

PENERAPAN NILAI-NILAI ISLAMI DALAM PEMBELAJARAN

Albinaainframe-Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk membantu seseorang dalam membentuk pandangan yang benar terhadap kehidupannya. Tujuan pendidikan adalah untuk memperbaiki akhlak, baik dalam skala individu maupun masyarakat. Hakikatnya, proses pendidikan sendiri tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Seseorang dapat memperluas wawasannya dan memperoleh ilmu pengetahuan melalui proses pendidikan. Sementara itu, guru maupun calon pendidik memberikan ilmu pengetahuan sebagai bekal siswa dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan melalui proses pembelajaran.

            Dalam praktik pembelajaran khususnya pada pelajaran Matematika, teknik meminjam masih menjadi andalan guru ketika satuan bilangan yang dikurangi kurang dari satuan bilangan yang mengurangi. Teknik meminjam yang diajarkan ada dua, yaitu teknik satu kali meminjam dan dua kali meminjam. Mari perhatikan proses pengerjaan soal 173 – 19 secara bersusun dengan teknik meminjam berikut.

Langkah 1

3 dikurangi 9 tidak bisa karena tidak cukup. Maka pinjam ke 4 (puluhan) sebanyak 1 (puluhan)

173

  19 –

Langkah 2

Menulis 1 di dekat 3 dan mencoret 2 lalu menulis 1

11713

    19 –

Langkah 3

Menghitung

13 – 9 = 4

3 – 1 = 2

1 – 0 = 1

Diperoleh hasil 124

11713

    19 –

  154

Pada proses menghitung di atas dapat dilihat bahwa siswa sudah diajari suatu kalimat penting yaitu “jika tidak cukup maka pinjam” yang dapat diartikan sebagai “jika tidak cukup maka hutang”. Secara tidak langsung siswa sudah diajari “jika tidak cukup maka pinjam” atau senada dengan “jika tidak cukup, minta”. Bukankah ini secara tidak langsung akan mengarahkan siswa untuk menjadi tukang pinjam, tukang hutang, atau tukang meminta?

            Islam tidak melarang pinjam-meminjam. Bahkan ulama menyatakan bahwa memberi pinjaman lebih utama daripada memberi sedekah karena adanya faktor kebutuhan. Islam justru melarang untuk meminta-minta jika tanpa kebutuhan atau hanya untuk memperkaya diri. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah ﷺ, “Barangsiapa meminta-minta (kepada orang lain) tanpa adanya kebutuhan, maka seolah-olah dia memakan bara api” (Hadits Riwayat Imam Ahmad).

Islam justru menganjurkan untuk menjadi pemberi, bukan untuk menjadi penerima atau peminta-minta. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah ﷺ, “Tangan yang di atas (memberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (menerima/meminta)” (Muttafaqun ‘alaih). Hubungannya dengan contoh operasi pengurangan di atas adalah mengapa siswa diajarkan teknik meminjam sementara banyak teknik lain yang dapat diajarkan dalam operasi pengurangan. Salah satu teknik yang bisa digunakan adalah dengan metode analogi. Analogi adalah berbicara tentang dua hal yang berlainan, yang

satu bukan yang lain, tetapi dua hal yang berbeda itu dibandingkan satu dengan yang lain. Dalam analogi yang dicari adalah kesamaan dari dua hal yang berbeda lalu menarik kesimpulan atas dasar kesamaan itu.

            Analogi sangat penting karena dapat menggambarkan suatu ide abstrak menjadi lebih mudah dipahami dan diterima. Metode analogi ini tentunya perlu dilakukan umat Islam untuk menjelaskan nilai-nilai Islami melalui Matematika dan pembelajaran Matematika. Penerapan nilai-nilai Islami pada bahasan pengurangan di atas bisa menggunakan beberapa analogi selain pinjam-meminjam.

Menurut Sugatte dalam Abdussakir (2017), beberapa teknik operasi pengurangan yang dapat diajarkan kepada siswa, yaitu (1) menghitung terus, (2) memberi dan sama, (3) metode anak cerdas, (4) notasi yang diperluas, (5) dekomposisi pengurangan, dan (6) pinjam dan bayar. Kalau diperhatikan, teknik meminjam diletakkan sebagai opsi paling terakhir. Selain itu, bukan hanya meminjam, melainkan juga diajarkan membayar. Hal ini kontradiktif dengan buku-buku matematika yang ada di pasaran, siswa dikenalkan dengan teknik meminjam, tetapi tidak dikenalkan untuk membayar pinjaman. Oleh karena itu, tidak salah jika teknik yang diperkenalkan Sugatte lebih Islami daripada buku-buku matematika yang hanya mengajarkan teknik meminjam saja.

Pada teknik memberi dan sama, pengerjaan soal 173 – 19 dapat dikerjakan sebagai berikut.

Langkah 1

3 dikurangi 9 tidak bisa karena tidak cukup. Maka 9 dibawa ke puluhan terdekat

173

  19 –

Langkah 2

9 diberi 1 menjadi 10.

Karena 9 sudah diberi 1, maka 3 juga harus sama diberi 1 menjadi 4.

173    + 1 = 174

  19 –  + 1 =   20 –

Langkah 3

Menghitung 174 dikurangi 20.

Dari 174, 20 diambil.

Diperoleh 154

174

   20 –

  154

 

Pada pengerjaam di atas, kalimat tidak cukup maka pinjam tidak ada lagi. Justru yang ada adalah sebutan memberi dan sama. Jika siswa dibiasakan sering mendengar kalimat “memberi dan sama”, maka secara tidak langsung akan mendidik siswa untuk menjadi seorang yang dermawan dan adil.

            Terkait dengan hadis Nabi ﷺ, bahwa “Tangan yang di atas (memberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (menerima/meminta)”, ada satu teknik dalam pengurangan yang dapat diajarkan, yaitu teknik membantu. Dalam teknik ini, bukan yang tidak cukup yang meminta/meminjam ke yang cukup, tetapi yang cukup justru memberi bantuan ke yang tidak cukup. Dengan teknik membantu, pengerjaan soal
173 – 19 dapat dikerjakan sebagai berikut.

Langkah 1

3 dikurangi 9 tidak bisa karena tidak cukup.

Karena 4 mampu, maka 4 memberi 1 (puluhan) ke 3

173

  19 –

Langkah 2

Menulis 1 di dekat 3 dan mencoret 2 lalu

menulis 1

11713

    19 –

Langkah 3

Menghitung

13 – 9 = 4

6 – 1 = 5

1 – 0 = 1

Diperoleh hasil 154

 

11713

    19 –

  154

Langkah pengerjaan pada teknik membantu tidak ada bedanya dengan contoh pertama pada teknik meminjam. Hanya perbedaannya terletak pada penggunaan kalimat “tidak cukup maka pinjam” sudah tidak ada lagi. Nilai positif yang diajarkan kepada siswa dengan teknik membantu ini adalah ketika ada yang tidak berkecukupan, maka yang mampu segera membantu. Bahkan sebelum yang tidak mampu meminta bantuan/pinjaman maka yang mampu sebaiknya segera membantu. Inilah satu contoh penerapan nilai-nilai Islami melalui pembelajaran matematika.

Beberapa kajian terkait penerapan nilai-nilai Islami dalam pembelajaran matematika telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Abdussakir (2005, 2006, 2007, 2009) mulai mencoba mengenalkan konsep integrasi matematika dan Islam serta internalisasi nilai-nilai Islam melalui analogi dan interpretasi pada konsep-konsep Matematika. Rezky (2019) membahas upaya menumbuhkembangkan akhlak mulia siswa SMK Negeri 10 Makassar dengan menggunakan aplikasi Masa Matriks yang mengintegrasikan materi Matriks dengan analogi jual beli dalam Islam dalam bentuk animasi dan kalkulator matriks.

            Mari memperhatikan satu lagi contoh penerapan nilai-nilai Islami pada operasi penjumlahan bilangan bulat berikut.

  1. 11 + 6 = 17, positif 11 ketika ditambah dengan positif 6 menghasilkan bilangan positif yang lebih dari 11.
  2. 11 + (-6) = 5, positif 11 ketika ditambah dengan negatif 6 menghasilkan bilangan yang kurang dari 11.
  3. -11 + 6 = -5, negatif 11 ketika ditambah dengan positif 6 menghasilkan bilangan yang lebih dari -11.
  4. -11 + (-6) = -17, negatif 11 ketika ditambah dengan negatif 6 menghasilkan bilangan yang kurang dari -11.

Kesimpulan analogi yang dapat dilakukan adalah

  1. Kebaikan demi kebaikan yang dilakukan seseorang akan menghasilkan nilai kebaikan yang lebih besar dari kebaikan semula.
  2. Kebaikan yang diikuti dengan keburukan akan mengurangi nilai kebaikan yang pernah dilakukan seseorang.
  3. Keburukan yang diikuti dengan kebaikan akan mengurangi nilai keburukan yang pernah dilakukan seseorang.
  4. Keburukan demi keburukan yang dilakukan seseorang akan menghasilkan nilai keburukan yang lebih besar dari keburukan semula.

Oleh karena itu, seorang muslim dituntun untuk selalu melakukan kebaikan setelah sempat melakukan keburukan untuk menghapuskannya. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah ﷺ dari Abu Dzar, Jundub bin Junadah dan Abu ‘Abdurrahman, Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhuma, “Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada dan susullah sesuatu perbuatan dosa dengan kebaikan, maka kebaikan itu pasti akan menghapuskannya dan bergaullah terhadap sesama manusia dengan akhlak yang baik” (Hadits Riwayat Tirmidzi, pada lafazh lain derajatnya hasan shahih).

            Strategi analogi memberikan manfaat tersendiri dalam upaya menerapkan nilai-nilai Islami pada siswa dalam pembelajaran matematika. Beberapa contoh yang diberikan masih sangat terbatas karena hanya pada bahasan bilangan dan operasinya. Harapan dari penulis semoga Allah memberikan kemudahan kepada pembaca agar dapat mengembangkan analogi-analogi yang lain untuk menerapkan nilai-nilai Islami kepada siswa dalam pembelajaran matematika.

Daftar Rujukan

Abdussakir. 2005. “Matematika dan al-Qur’an”. Disajikan pada Seminar Integrasi Matematika, al-Qur‟an dan Kehidupan Sosial, 3 Agustus 2005, Topografi Komando Daerah Militer V Brawijaya, Malang.

Abdussakir. 2006. Ada Matematika dalam Al-Qur’an. Malang: UIN-Maliki Press.

Abdussakir. 2007. Ketika Kyai Mengajar Matematika. Malang: UIN-Maliki Press.

Abdussakir. 2009. Matematika 1: Kajian Integratif Matematika dan Al-Qur’an. Malang: UIN-Maliki Press.

Abdussakir. 2017. “Internalisasi Nilai-Nilai Islami dalam Pembelajaran Matematika dengan Strategi Analogi”. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim.

Rezky, Alif. 2019. “Meningkatkan Pemahaman Konsep Matriks dengan Menggunakan Media Visualisasi Komputer sebagai Upaya Menumbuhkembangkan Akhlak Mulia Siswa SMK Negeri 10 Makassar”. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Teknologi informasi

Pendidikan Islam

MEWUJUDKAN PEMBELAJARAN YANG BERORIENTASI PADA PEMBENTUKAN KARAKTER ISLAMI DALAM ERA KECERDASAN BUATAN

Ustadz Deddy, S.E., Guru dan Staf SMP – SMA

KARAKTER ISLAMI DALAM ERA KECERDASAN BUATAN

Albinaainframe- Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam membentuk karakter dan kepribadian individu.

A. Pendahuluan

Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam membentuk karakter dan kepribadian individu. Dalam konteks pendidikan Islam, tujuan utamanya adalah menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang sesuai dengan ajaran Islam. Nilai-nilai Islami seperti kejujuran, tanggung jawab, keadilan, dan kepedulian terhadap sesama sangat penting untuk ditanamkan sejak dini. Namun, pada era modern ini, teknologi informasi dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, sehingga integrasi antara pendidikan karakter Islami dan pembelajaran teknologi informasi menjadi sangat relevan dan penting.

B. Tantangan dalam Pembelajaran Karakter Islami

Pembelajaran karakter Islami pada era digital menghadapi berbagai tantangan. Pertama, akses mudah terhadap informasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islami dapat memengaruhi pembentukan karakter peserta didik. Informasi yang tersebar luas di internet tidak selalu terkontrol dan sering kali mengandung konten yang bertentangan dengan ajaran Islam. Kedua, kemajuan teknologi yang cepat sering kali tidak disertai dengan pemahaman yang mendalam tentang etika dan moralitas. Peserta didik mungkin menjadi sangat mahir dalam penggunaan teknologi, tetapi kurang memiliki pemahaman tentang bagaimana menggunakan teknologi tersebut dengan bijak dan bertanggung jawab. Ketiga, kurangnya model pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi dengan nilai-nilai Islami membuat pendidikan karakter sering kali terpisah dari pembelajaran teknologi informasi.

C. Integrasi Pendidikan Karakter Islami dan Teknologi Informasi

Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan pendekatan integratif yang menggabungkan pembelajaran teknologi informasi dengan pendidikan karakter Islami. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan.

  1. Pengembangan Kurikulum Terpadu

Kurikulum harus dirancang sedemikian rupa sehingga pembelajaran teknologi informasi tidak hanya fokus pada aspek teknis, tetapi juga mencakup nilai-nilai Islami. Misalnya, dalam pembelajaran pemrograman, peserta didik dapat diajarkan tentang etika dalam penggunaan teknologi dan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk kebaikan umat manusia. Kurikulum terpadu ini dapat mencakup studi kasus yang relevan, diskusi tentang implikasi etis dari teknologi, serta proyek-proyek yang mempromosikan nilai-nilai Islami.

  1. Penerapan Teknologi dalam Pembelajaran

Penggunaan teknologi, seperti aplikasi pembelajaran berbasis AI dapat membantu dalam pembelajaran karakter Islami. Aplikasi ini dapat menyediakan konten yang interaktif dan menarik, serta memungkinkan pemantauan perkembangan karakter peserta didik secara lebih efektif. Misalnya, aplikasi pembelajaran dapat menyertakan fitur kuis atau permainan edukatif yang menguji pemahaman peserta didik tentang nilai-nilai Islami, serta memberikan umpan balik yang konstruktif.

  1. Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek dapat digunakan untuk mengintegrasikan teknologi informasi dan karakter Islami. Misalnya, peserta didik dapat diajak untuk mengembangkan proyek teknologi yang bertujuan untuk membantu komunitas, seperti aplikasi yang memfasilitasi penggalangan dana untuk amal atau platform edukasi yang menyebarkan nilai-nilai Islami. Proyek semacam ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis peserta didik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai seperti kepedulian sosial dan tanggung jawab.

  1. Peningkatan Kompetensi Guru

Guru harus dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam bidang teknologi informasi serta pemahaman yang mendalam tentang karakter Islami. Pelatihan dan workshop yang berfokus pada integrasi teknologi dan pendidikan karakter Islami sangat penting untuk meningkatkan kompetensi guru. Guru yang kompeten dapat menjadi teladan yang baik bagi peserta didik dan mampu mengajarkan nilai-nilai Islami melalui penggunaan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab

D. Peran Kecerdasan Buatan dalam Pembelajaran Karakter Islami

Kecerdasan buatan memiliki potensi besar dalam mendukung pembelajaran karakter Islami. Berikut adalah beberapa cara di mana AI dapat digunakan:

  1. Personalisasi Pembelajaran

AI dapat digunakan untuk mempersonalisasi pembelajaran, sehingga setiap peserta didik mendapatkan materi yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan karakter mereka. Dengan menggunakan algoritma pembelajaran mesin, AI dapat menganalisis data peserta didik dan memberikan rekomendasi materi yang sesuai. Misalnya, peserta didik yang menunjukkan ketertarikan lebih pada topik tertentu dapat diberikan materi tambahan yang lebih mendalam tentang topik tersebut.

  1. Pengembangan Konten Interaktif

AI dapat digunakan untuk mengembangkan konten pembelajaran yang interaktif dan menarik. Misalnya, chatbot berbasis AI dapat digunakan untuk memberikan pembelajaran tentang nilai-nilai Islami melalui percakapan yang menarik dan interaktif. Chatbot ini dapat menjawab pertanyaan peserta didik secara real-time, memberikan penjelasan yang jelas tentang konsep-konsep tertentu, dan menyajikan skenario yang membantu peserta didik memahami implikasi praktis dari nilai-nilai Islami.

  1. Pemantauan dan Evaluasi

AI dapat membantu dalam pemantauan dan evaluasi perkembangan karakter peserta didik. Dengan menggunakan teknik analisis data, AI dapat mengidentifikasi area peningkatan peserta didik dan memberikan umpan balik yang tepat waktu. Misalnya, sistem AI dapat melacak partisipasi peserta didik dalam aktivitas yang berhubungan dengan karakter Islami dan memberikan laporan kepada guru dan orang tua tentang kemajuan mereka.

  1. Simulasi dan Gim Edukasi.

AI dapat digunakan untuk mengembangkan simulasi dan gim edukasi yang mengajarkan nilai-nilai Islami. Gim ini dapat dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat belajar tentang etika dan moralitas dalam konteks yang menyenangkan dan interaktif. Misalnya, gim yang menyimulasikan situasi kehidupan nyata peserta didik ketika harus membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai Islami dapat menjadi alat yang efektif untuk mengajarkan pemahaman praktis tentang konsep-konsep tersebut.

Terima kasih kepada para guru, orang tua, dan semua pihak yang telah mendukung dan mendoakan kesuksesan mereka. Semoga langkah mereka di perguruan tinggi semakin sukses dan membawa manfaat bagi bangsa dan negara.

E. Implementasi dan Studi Kasus

Implementasi strategi di atas memerlukan kerjasama antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat. Beberapa studi kasus menunjukkan keberhasilan integrasi teknologi informasi dan pendidikan karakter Islami. Misalnya, di beberapa sekolah di Indonesia, telah diterapkan program pembelajaran berbasis teknologi yang juga mengajarkan nilai-nilai Islami melalui modul-modul interaktif.

Salah satu contoh adalah penggunaan platform pembelajaran digital yang mengintegrasikan kurikulum Islami dengan teknologi. Platform ini tidak hanya menyediakan materi pembelajaran umum, tetapi juga konten yang mengajarkan akhlak dan nilai-nilai Islami. Melalui platform ini, peserta didik dapat belajar tentang pentingnya kejujuran, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap sesama melalui berbagai aktivitas interaktif dan permainan edukatif.

Contoh lainnya adalah inisiatif dari beberapa universitas Islam yang telah mulai mengembangkan aplikasi AI yang dirancang khusus untuk pembelajaran karakter Islami. Aplikasi ini menggunakan algoritma pembelajaran mesin untuk menyesuaikan materi pembelajaran dengan kebutuhan individu peserta didik, serta menyediakan umpan balik yang konstruktif untuk membantu mereka berkembang.

F. Kesimpulan

Pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan karakter Islami dalam era kecerdasan buatan memerlukan pendekatan integratif yang menggabungkan nilai-nilai Islami dengan teknologi informasi. Dengan mengembangkan kurikulum terpadu, menerapkan teknologi dalam pembelajaran, menggunakan pembelajaran berbasis proyek, dan meningkatkan kompetensi guru, pendidikan karakter Islami dapat diintegrasikan secara efektif dengan pembelajaran teknologi informasi. Kecerdasan buatan memiliki peran penting dalam mendukung pembelajaran ini melalui personalisasi pembelajaran, pengembangan konten interaktif, pemantauan dan evaluasi, serta simulasi dan game edukasi. Implementasi strategi ini memerlukan kerjasama antara berbagai pihak untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara teknologi, tetapi juga memiliki karakter Islami yang kuat.

Dengan demikian, pendidikan karakter Islami yang terintegrasi dengan teknologi informasi dan kecerdasan buatan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menciptakan generasi yang mampu menghadapi tantangan era digital dengan sikap yang bijak, etis, dan bertanggung jawab. Di masa depan, diharapkan akan semakin banyak inovasi dan penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan model pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan nilai-nilai Islami, sehingga pendidikan karakter Islami dapat terus berkembang dan beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang pesat.

Internasional WYIIA 2024

Internasional WYIIA 2024

SMA IT AL BINAA Kembali Borong Medali Emas di Ajang Internasional WYIIA 2024

4th World Youth Invention and Innovation Award (WYIIA)

Albinaainframe- SMA IT Al Binaa kembali menorehkan prestasi gemilang dengan meraih tiga medali emas dalam ajang bergengsi 4th World Youth Invention and Innovation Award (WYIIA) yang diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) di Yogyakarta pada 10-14 Oktober 2024. Ajang ini merupakan salah satu kompetisi internasional yang menguji kreativitas dan inovasi para remaja dalam mengembangkan karya ilmiah. Dalam kesempatan ini, ketiga tim yang mewakili SMA IT Al Binaa berhasil membawa pulang medali emas, menunjukkan kualitas pendidikan dan semangat kompetisi para santri.

Internasional WYIIA 2024

Berikut prestasi yang berhasil diraih oleh Tim SMA IT Al Binaa:

Tim 1: Kategori Environment

  • Anggota Tim:
    1. Muhammad Ibrahim Mahmoud Sulaiman (X-B)
    2. Fathoni Nur Ismail (X-C)
    3. Mikail Muhammad Altafsalis (X-C)
  • Proyek: Utilization of Banana Peel Waste into Environmentally Toothpaste
  • Penghargaan: Medali Emas 

Tim 1 berhasil mencuri perhatian juri dengan inovasi pemanfaatan limbah kulit pisang menjadi pasta gigi ramah lingkungan, yang tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan tetapi juga menjadi solusi pengurangan limbah organik.

Tim 2: Kategori Social Science

  • Anggota Tim:
    1. Muhammad Iqbal Rasyid (X-D)
    2. Andi Nabil Fahriza Rahman (X-A)
    3. Nahdan Muhammad Dudus (X-B)
    4. Tiftazani Thauri Yasha (X-C)
  • Proyek: ENHANCEMENT, Screen Time Monitoring Application Prototype to Prevent Excessive Dopamine and Increase Productivity
  • Penghargaan: Medali Emas , Best Presentation, dan Grand Prize Rp750.000

Tim 2 menampilkan inovasi aplikasi yang dapat memonitor waktu layar dan membantu mengurangi kecanduan digital, serta meningkatkan produktivitas. Ide ini mendapatkan apresiasi tinggi dari para juri dan berhasil meraih penghargaan presentasi terbaik.

Tim 3: Kategori Energy and Engineering

  • Anggota Tim:
    1. Rafif Ahnaf Nasution (X-A)
    2. Almer Nibras Jizenka (X-B)
    3. Raffi Afkar Firmansyah (X-C)
  • Proyek: TITANIAS, Making Bioethanol with Water Hyacinth, Coconut Fiber, and Banana Stems
  • Penghargaan: Medali Emas 

Tim 3 berhasil menciptakan bioetanol dari bahan-bahan alam seperti eceng gondok, serat kelapa, dan batang pisang. Inovasi ini merupakan langkah nyata dalam upaya menciptakan energi terbarukan yang ramah lingkungan.

Membangun Generasi Berprestasi dan Go Internasional

Prestasi gemilang ini merupakan bukti nyata dari komitmen SMA IT Al Binaa dalam membangun generasi berprestasi yang siap bersaing di kancah internasional. Melalui pendidikan yang holistik dan berbasis nilai Islami, Al Binaa terus mendorong santri untuk mengasah minat dan bakat mereka, baik dalam bidang sains, teknologi, maupun ilmu sosial.

Tidak hanya sekadar memberikan pengajaran, SMA IT Al Binaa juga berfokus pada pengembangan karakter dan kecakapan abad ke-21 yang relevan dengan kebutuhan zaman. Dengan dukungan penuh dari para guru dan pembimbing, para santri dibimbing untuk mengembangkan ide-ide kreatif yang berdampak nyata bagi masyarakat.

Keberhasilan di WYIIA 2024 ini melengkapi sederet prestasi yang telah diraih sepanjang tahun ini, dan menjadi inspirasi bagi seluruh santri SMA IT Al Binaa untuk terus berjuang meraih mimpi dan menorehkan lebih banyak prestasi di masa depan.

Internasional WYIIA 2024

Pesan Inspiratif untuk Santri Al Binaa

Bagi para santri Al Binaa lainnya yang sedang berusaha meraih mimpi dan mengukir prestasi, jangan pernah menyerah. Ingatlah bahwa setiap pencapaian besar dimulai dari langkah kecil, dari niat yang tulus dan usaha yang tak kenal lelah. Kalian adalah generasi penerus yang memiliki potensi luar biasa, dan jalan untuk menjadi yang terbaik selalu terbuka lebar bagi mereka yang mau berjuang.

Tetaplah semangat dan percaya diri, karena setiap kerja keras yang kalian lakukan akan membuahkan hasil yang manis. Jangan ragu untuk bermimpi besar dan bekerja lebih keras, karena prestasi bukan hanya tentang apa yang kalian dapatkan, tetapi tentang bagaimana kalian tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.

SMA IT Al Binaa akan selalu mendukung kalian untuk terus berinovasi, berkarya, dan mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Teruslah berjuang, santri Al Binaa! Masa depan adalah milik kalian yang berani bermimpi dan bekerja untuk mewujudkannya.

Pendaftaran Santri Baru Telah Dibuka !!!

Kini, saatnya bergabung bersama kami di Pondok Pesantren Al Binaa! Kami membuka pendaftaran penerimaan santri baru untuk tahun ajaran 2024/2025. Jangan lewatkan kesempatan emas ini untuk memberikan pendidikan berkualitas dan berbasis nilai Islami kepada putra-putri Anda.

Daftarkan anak Anda sekarang dan wujudkan impian besar mereka bersama Al Binaa! Dengan program unggulan, kurikulum berstandar internasional, dan lingkungan yang kondusif, kami siap membimbing generasi muda Indonesia menjadi pemimpin masa depan yang berakhlak mulia dan berprestasi tinggi.

Jangan ragu! Jadilah bagian dari keluarga besar Al Binaa sekarang juga, karena masa depan cemerlang dimulai dari sini.

LINK PENDAFTARAN:    

https://daftar.albinaa.sch.id/