Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada

Visit Kampus Santri Kelas 12 SMA IT AL BINAA ke Universitas Gadjah Mada (UGM)

Inspirasi Menuju Masa Depan yang Cemerlang

Albinaainframe- Pernahkah Anda membayangkan berjalan di antara gedung-gedung megah Universitas Gadjah Mada (UGM), sebuah kampus terkemuka yang telah melahirkan banyak tokoh penting di Indonesia? Itulah yang dirasakan oleh santri kelas 12 SMA IT AL BINAA saat mengunjungi kampus ini. Bukan sekadar kunjungan, tetapi pengalaman berharga yang menumbuhkan semangat dan membuka wawasan mereka tentang dunia perkuliahan. Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal yang akan membawa santri pada perjalanan panjang menuntut ilmu, hingga mereka siap menjadi generasi berilmu dan berjiwa Islami.

Mengapa Melanjutkan Pendidikan Tinggi di UGM?

Universitas Gadjah Mada

Siap-siap untuk menyelami lebih dalam alasan pentingnya pendidikan tinggi! Di UGM, santri tidak hanya disuguhkan dengan kemegahan kampus, tetapi juga mendapatkan gambaran tentang beragam program studi yang ada. Program studi di UGM mencakup berbagai bidang, dari ilmu sosial hingga sains dan teknologi, serta banyak pilihan lainnya. Bayangkan jika Anda berada di posisi mereka, menyaksikan begitu banyak pilihan yang bisa membantu meraih cita-cita!

Melalui kunjungan ini, santri mulai memahami bahwa pendidikan tinggi adalah kunci untuk berkontribusi lebih besar kepada masyarakat. Mereka sadar bahwa setiap ilmu yang kelak mereka pelajari bisa menjadi bekal untuk membangun bangsa. Inilah salah satu visi yang ditanamkan SMA IT AL BINAA kepada santri—bahwa pendidikan tinggi bukan sekadar impian pribadi, melainkan tanggung jawab besar yang bisa membawa manfaat bagi orang banyak.

Mengenal Berbagai Program Studi: Menemukan Jalan Menuju Cita-Cita

Universitas Gadjah Mada

Di UGM, santri mendapat kesempatan untuk mengenal berbagai program studi yang tersedia. Mulai dari Fakultas Hukum, Ekonomi, Teknik, hingga Kedokteran, setiap jurusan membuka peluang besar di masa depan. Pernahkah Anda berpikir, jurusan apa yang akan Anda pilih jika diberi kesempatan? Momen ini adalah kesempatan bagi santri untuk bertanya, menggali informasi langsung dari mahasiswa dan dosen, serta mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang setiap bidang.

Bayangkan, betapa beruntungnya santri yang kini semakin yakin dengan pilihan mereka. Berkat kunjungan ini, mereka bisa membayangkan peran mereka di masa depan, dan bagaimana ilmu yang mereka pilih bisa membawa mereka menuju kesuksesan. Semakin menarik, bukan?

Pendidikan Tinggi sebagai Bekal Kontribusi Nyata untuk Masyarakat

Universitas Gadjah Mada

Pendidikan tinggi tidak hanya memberi bekal ilmu, tetapi juga menanamkan tanggung jawab untuk berkontribusi pada masyarakat. Kunjungan ke UGM ini menginspirasi santri untuk melihat pendidikan sebagai sarana pengabdian. Apa yang akan Anda lakukan jika memiliki ilmu yang bisa memberi manfaat besar? Santri diajak untuk merenungi hal ini, menyadari bahwa mereka punya potensi besar untuk membawa perubahan positif.

Dengan pandangan ini, SMA IT AL BINAA berharap santri akan tumbuh menjadi sosok yang berwawasan luas, peduli, dan mampu membawa perubahan. Setiap ilmu yang kelak mereka peroleh adalah amanah yang harus diemban dengan tanggung jawab.

Menginspirasi Generasi Intelektual Berjiwa Islami

Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada, dengan segala kemegahannya, menjadi inspirasi yang kuat bagi santri untuk melanjutkan pendidikan tinggi dengan tetap memegang nilai-nilai Islami. AL BINAA ingin membentuk generasi yang tidak hanya cerdas dalam ilmu, tetapi juga kokoh dalam akhlak dan iman. Santri diajak untuk selalu ingat bahwa ilmu dan agama harus berjalan beriringan. Siap-siap untuk menjadi generasi intelektual yang berjiwa Islami, yang akan menjadi kebanggaan bagi keluarga dan masyarakat!

Ayo, Bersama Kami di AL BINAA, Wujudkan Masa Depan yang Berilmu dan Berakhlak Mulia!

Visit kampus ini hanyalah langkah awal bagi santri kelas 12 SMA IT AL BINAA dalam perjalanan menuju pendidikan tinggi. Bagi Anda yang ingin anak-anak Anda mendapatkan pendidikan yang berimbang antara ilmu dunia dan nilai agama, AL BINAA adalah tempat yang tepat. Di sini, setiap kegiatan didesain untuk membentuk generasi yang cerdas, berakhlak, dan siap mengabdi. Bagaimana menurut Anda? Apakah Anda juga ingin anak Anda merasakan pengalaman inspiratif seperti ini?

Tulis pendapat Anda di kolom komentar atau bagikan cerita serupa! Mari bersama-sama membangun generasi yang berilmu dan berakhlak mulia.

UPN Veteran Yogyakarta

Visit Kampus UPN Veteran Yogyakarta

Visit Kampus Santri Kelas 12 SMA IT AL BINAA ke UPN Veteran Yogyakarta

Inspirasi untuk Masa Depan yang Berilmu dan Berakhlak

Albinaainframe- Bayangkan suasana penuh semangat ketika santri kelas 12 SMA IT AL BINAA melangkah masuk ke UPN Veteran Yogyakarta. Ada senyum, kekaguman, dan rasa penasaran “Seperti apa ya kehidupan di kampus nanti?” Pertanyaan itu berputar di benak mereka, mengiringi langkah pertama mereka menuju pengalaman yang akan membuka cakrawala baru tentang pendidikan tinggi dan masa depan.

Kunjungan ke UPN Veteran Yogyakarta ini bukan sekadar tour. Ini adalah bagian dari upaya pondok pesantren untuk menyiapkan generasi berilmu yang tak hanya cerdas, tetapi juga berjiwa Islami. Di sini, santri tak hanya mengenal program studi yang ditawarkan, tapi juga merasakan suasana akademik, bertemu dosen, bahkan mendapat gambaran nyata tentang kehidupan kampus. Bayangkan jika ini adalah langkah awal menuju masa depan mereka—sebuah pertemuan dengan mimpi-mimpi yang mungkin sudah lama tersimpan.

Mengapa Harus Melanjutkan Pendidikan Tinggi?

UPN Veteran Yogyakarta

Pernahkah Anda berpikir tentang pentingnya pendidikan tinggi? Di kampus, santri diajak untuk memahami bahwa kuliah bukan hanya tentang duduk di kelas dan belajar teori. Ini adalah tentang mengasah cara berpikir, menggali potensi, dan mempersiapkan diri menjadi seseorang yang kelak dapat membawa manfaat besar bagi lingkungan dan masyarakat.

Kunjungan ini membangun kesadaran bahwa dunia kampus adalah ladang untuk belajar, mengembangkan bakat, dan mengukir prestasi. Tak heran, banyak santri yang pulang dengan semangat baru—mereka tak hanya ingin berkuliah, tapi juga ingin berkontribusi lebih besar setelahnya. Siap-siap untuk melihat bagaimana santri-santri ini kelak menjadi intelektual muda yang menginspirasi!

Mengenal Berbagai Program Studi: Jalan Menuju Cita-Cita

Universitas Gadjah Mada

Di UPN Veteran Yogyakarta, santri diajak mengenal berbagai program studi yang mungkin selama ini hanya mereka dengar dari cerita atau media sosial. Ilmu Komunikasi, Teknik Informatika, Manajemen, Hukum, Pertanian, dan banyak lagi! Program-program studi ini ternyata jauh lebih menarik saat mereka mengetahui peran besar yang bisa mereka mainkan di masa depan.

Bayangkan jika Anda berada di posisi mereka—tertarik pada suatu bidang, tapi masih ragu tentang pilihannya. Melalui kunjungan ini, banyak santri yang mendapat jawaban atas keraguan mereka. Mereka bisa bertanya langsung kepada mahasiswa atau dosen, menggali informasi, dan mendapatkan gambaran nyata tentang peluang karier di masa depan. Tentu saja, ini menambah keyakinan mereka dalam memilih jalur yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.

Pendidikan Tinggi: Bekal untuk Kontribusi Nyata bagi Masyarakat

Bukan hanya tentang diri sendiri, pendidikan tinggi yang diraih santri kelak adalah bekal untuk berkontribusi nyata bagi masyarakat. Pernahkah Anda berpikir, apa yang akan Anda lakukan jika memiliki ilmu yang bermanfaat? Kunjungan ini menginspirasi santri untuk melihat pendidikan tinggi bukan sekadar untuk kepentingan pribadi, tetapi juga sebagai amanah untuk memberikan manfaat bagi sekitar. Mereka diajak untuk menjadi generasi intelektual yang peduli, yang tidak hanya mengejar karier, tetapi juga membangun lingkungan yang lebih baik.

Bayangkan bagaimana masyarakat kita jika dipenuhi generasi yang tak hanya berilmu, tapi juga berjiwa sosial, penuh empati, dan peduli pada sesama. Inilah visi besar yang ingin dibangun melalui kunjungan edukatif seperti ini. Santri diharapkan memiliki pandangan yang luas tentang bagaimana ilmu yang mereka pelajari nanti bisa mengubah dunia.

Menginspirasi Generasi Intelektual Berjiwa Islami

Kampus bukan sekadar tempat untuk belajar, tetapi juga tempat untuk membangun karakter. Kunjungan ini diharapkan menginspirasi santri agar tetap membawa nilai-nilai Islami saat menuntut ilmu di bangku perkuliahan. AL BINAA berkomitmen untuk membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga kokoh dalam akhlak dan nilai-nilai Islam. Dengan pondasi yang kuat ini, santri diharapkan mampu menjadi sosok yang berkarakter kuat, siap menghadapi tantangan zaman dengan penuh integritas.

Ingin Merasakan Inspirasi yang Sama?

Rangkaian kunjungan ini hanyalah salah satu dari banyak kegiatan di SMA IT AL BINAA yang bertujuan untuk membentuk generasi muda yang berilmu, berakhlak, dan siap mengabdi. Jadi, bagaimana menurut Anda? Apa yang akan Anda lakukan jika diberi kesempatan yang sama? Berikan komentar Anda atau bagikan cerita tentang pengalaman inspiratif serupa!

Siap untuk masa depan yang penuh inspirasi? Mari bergabung di Pesantren AL BINAA dan jadilah bagian dari generasi yang akan membangun masa depan bangsa dengan ilmu dan akhlak yang mulia.

MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALOGI

PENERAPAN NILAI-NILAI ISLAMI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENERAPAN NILAI-NILAI ISLAMI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALOGI

Ustadz Alif Rezky, M.Pd., Guru SMA

PENERAPAN NILAI-NILAI ISLAMI DALAM PEMBELAJARAN

Albinaainframe-Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk membantu seseorang dalam membentuk pandangan yang benar terhadap kehidupannya. Tujuan pendidikan adalah untuk memperbaiki akhlak, baik dalam skala individu maupun masyarakat. Hakikatnya, proses pendidikan sendiri tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Seseorang dapat memperluas wawasannya dan memperoleh ilmu pengetahuan melalui proses pendidikan. Sementara itu, guru maupun calon pendidik memberikan ilmu pengetahuan sebagai bekal siswa dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan melalui proses pembelajaran.

            Dalam praktik pembelajaran khususnya pada pelajaran Matematika, teknik meminjam masih menjadi andalan guru ketika satuan bilangan yang dikurangi kurang dari satuan bilangan yang mengurangi. Teknik meminjam yang diajarkan ada dua, yaitu teknik satu kali meminjam dan dua kali meminjam. Mari perhatikan proses pengerjaan soal 173 – 19 secara bersusun dengan teknik meminjam berikut.

Langkah 1

3 dikurangi 9 tidak bisa karena tidak cukup. Maka pinjam ke 4 (puluhan) sebanyak 1 (puluhan)

173

  19 –

Langkah 2

Menulis 1 di dekat 3 dan mencoret 2 lalu menulis 1

11713

    19 –

Langkah 3

Menghitung

13 – 9 = 4

3 – 1 = 2

1 – 0 = 1

Diperoleh hasil 124

11713

    19 –

  154

Pada proses menghitung di atas dapat dilihat bahwa siswa sudah diajari suatu kalimat penting yaitu “jika tidak cukup maka pinjam” yang dapat diartikan sebagai “jika tidak cukup maka hutang”. Secara tidak langsung siswa sudah diajari “jika tidak cukup maka pinjam” atau senada dengan “jika tidak cukup, minta”. Bukankah ini secara tidak langsung akan mengarahkan siswa untuk menjadi tukang pinjam, tukang hutang, atau tukang meminta?

            Islam tidak melarang pinjam-meminjam. Bahkan ulama menyatakan bahwa memberi pinjaman lebih utama daripada memberi sedekah karena adanya faktor kebutuhan. Islam justru melarang untuk meminta-minta jika tanpa kebutuhan atau hanya untuk memperkaya diri. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah ﷺ, “Barangsiapa meminta-minta (kepada orang lain) tanpa adanya kebutuhan, maka seolah-olah dia memakan bara api” (Hadits Riwayat Imam Ahmad).

Islam justru menganjurkan untuk menjadi pemberi, bukan untuk menjadi penerima atau peminta-minta. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah ﷺ, “Tangan yang di atas (memberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (menerima/meminta)” (Muttafaqun ‘alaih). Hubungannya dengan contoh operasi pengurangan di atas adalah mengapa siswa diajarkan teknik meminjam sementara banyak teknik lain yang dapat diajarkan dalam operasi pengurangan. Salah satu teknik yang bisa digunakan adalah dengan metode analogi. Analogi adalah berbicara tentang dua hal yang berlainan, yang

satu bukan yang lain, tetapi dua hal yang berbeda itu dibandingkan satu dengan yang lain. Dalam analogi yang dicari adalah kesamaan dari dua hal yang berbeda lalu menarik kesimpulan atas dasar kesamaan itu.

            Analogi sangat penting karena dapat menggambarkan suatu ide abstrak menjadi lebih mudah dipahami dan diterima. Metode analogi ini tentunya perlu dilakukan umat Islam untuk menjelaskan nilai-nilai Islami melalui Matematika dan pembelajaran Matematika. Penerapan nilai-nilai Islami pada bahasan pengurangan di atas bisa menggunakan beberapa analogi selain pinjam-meminjam.

Menurut Sugatte dalam Abdussakir (2017), beberapa teknik operasi pengurangan yang dapat diajarkan kepada siswa, yaitu (1) menghitung terus, (2) memberi dan sama, (3) metode anak cerdas, (4) notasi yang diperluas, (5) dekomposisi pengurangan, dan (6) pinjam dan bayar. Kalau diperhatikan, teknik meminjam diletakkan sebagai opsi paling terakhir. Selain itu, bukan hanya meminjam, melainkan juga diajarkan membayar. Hal ini kontradiktif dengan buku-buku matematika yang ada di pasaran, siswa dikenalkan dengan teknik meminjam, tetapi tidak dikenalkan untuk membayar pinjaman. Oleh karena itu, tidak salah jika teknik yang diperkenalkan Sugatte lebih Islami daripada buku-buku matematika yang hanya mengajarkan teknik meminjam saja.

Pada teknik memberi dan sama, pengerjaan soal 173 – 19 dapat dikerjakan sebagai berikut.

Langkah 1

3 dikurangi 9 tidak bisa karena tidak cukup. Maka 9 dibawa ke puluhan terdekat

173

  19 –

Langkah 2

9 diberi 1 menjadi 10.

Karena 9 sudah diberi 1, maka 3 juga harus sama diberi 1 menjadi 4.

173    + 1 = 174

  19 –  + 1 =   20 –

Langkah 3

Menghitung 174 dikurangi 20.

Dari 174, 20 diambil.

Diperoleh 154

174

   20 –

  154

 

Pada pengerjaam di atas, kalimat tidak cukup maka pinjam tidak ada lagi. Justru yang ada adalah sebutan memberi dan sama. Jika siswa dibiasakan sering mendengar kalimat “memberi dan sama”, maka secara tidak langsung akan mendidik siswa untuk menjadi seorang yang dermawan dan adil.

            Terkait dengan hadis Nabi ﷺ, bahwa “Tangan yang di atas (memberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (menerima/meminta)”, ada satu teknik dalam pengurangan yang dapat diajarkan, yaitu teknik membantu. Dalam teknik ini, bukan yang tidak cukup yang meminta/meminjam ke yang cukup, tetapi yang cukup justru memberi bantuan ke yang tidak cukup. Dengan teknik membantu, pengerjaan soal
173 – 19 dapat dikerjakan sebagai berikut.

Langkah 1

3 dikurangi 9 tidak bisa karena tidak cukup.

Karena 4 mampu, maka 4 memberi 1 (puluhan) ke 3

173

  19 –

Langkah 2

Menulis 1 di dekat 3 dan mencoret 2 lalu

menulis 1

11713

    19 –

Langkah 3

Menghitung

13 – 9 = 4

6 – 1 = 5

1 – 0 = 1

Diperoleh hasil 154

 

11713

    19 –

  154

Langkah pengerjaan pada teknik membantu tidak ada bedanya dengan contoh pertama pada teknik meminjam. Hanya perbedaannya terletak pada penggunaan kalimat “tidak cukup maka pinjam” sudah tidak ada lagi. Nilai positif yang diajarkan kepada siswa dengan teknik membantu ini adalah ketika ada yang tidak berkecukupan, maka yang mampu segera membantu. Bahkan sebelum yang tidak mampu meminta bantuan/pinjaman maka yang mampu sebaiknya segera membantu. Inilah satu contoh penerapan nilai-nilai Islami melalui pembelajaran matematika.

Beberapa kajian terkait penerapan nilai-nilai Islami dalam pembelajaran matematika telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Abdussakir (2005, 2006, 2007, 2009) mulai mencoba mengenalkan konsep integrasi matematika dan Islam serta internalisasi nilai-nilai Islam melalui analogi dan interpretasi pada konsep-konsep Matematika. Rezky (2019) membahas upaya menumbuhkembangkan akhlak mulia siswa SMK Negeri 10 Makassar dengan menggunakan aplikasi Masa Matriks yang mengintegrasikan materi Matriks dengan analogi jual beli dalam Islam dalam bentuk animasi dan kalkulator matriks.

            Mari memperhatikan satu lagi contoh penerapan nilai-nilai Islami pada operasi penjumlahan bilangan bulat berikut.

  1. 11 + 6 = 17, positif 11 ketika ditambah dengan positif 6 menghasilkan bilangan positif yang lebih dari 11.
  2. 11 + (-6) = 5, positif 11 ketika ditambah dengan negatif 6 menghasilkan bilangan yang kurang dari 11.
  3. -11 + 6 = -5, negatif 11 ketika ditambah dengan positif 6 menghasilkan bilangan yang lebih dari -11.
  4. -11 + (-6) = -17, negatif 11 ketika ditambah dengan negatif 6 menghasilkan bilangan yang kurang dari -11.

Kesimpulan analogi yang dapat dilakukan adalah

  1. Kebaikan demi kebaikan yang dilakukan seseorang akan menghasilkan nilai kebaikan yang lebih besar dari kebaikan semula.
  2. Kebaikan yang diikuti dengan keburukan akan mengurangi nilai kebaikan yang pernah dilakukan seseorang.
  3. Keburukan yang diikuti dengan kebaikan akan mengurangi nilai keburukan yang pernah dilakukan seseorang.
  4. Keburukan demi keburukan yang dilakukan seseorang akan menghasilkan nilai keburukan yang lebih besar dari keburukan semula.

Oleh karena itu, seorang muslim dituntun untuk selalu melakukan kebaikan setelah sempat melakukan keburukan untuk menghapuskannya. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah ﷺ dari Abu Dzar, Jundub bin Junadah dan Abu ‘Abdurrahman, Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhuma, “Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada dan susullah sesuatu perbuatan dosa dengan kebaikan, maka kebaikan itu pasti akan menghapuskannya dan bergaullah terhadap sesama manusia dengan akhlak yang baik” (Hadits Riwayat Tirmidzi, pada lafazh lain derajatnya hasan shahih).

            Strategi analogi memberikan manfaat tersendiri dalam upaya menerapkan nilai-nilai Islami pada siswa dalam pembelajaran matematika. Beberapa contoh yang diberikan masih sangat terbatas karena hanya pada bahasan bilangan dan operasinya. Harapan dari penulis semoga Allah memberikan kemudahan kepada pembaca agar dapat mengembangkan analogi-analogi yang lain untuk menerapkan nilai-nilai Islami kepada siswa dalam pembelajaran matematika.

Daftar Rujukan

Abdussakir. 2005. “Matematika dan al-Qur’an”. Disajikan pada Seminar Integrasi Matematika, al-Qur‟an dan Kehidupan Sosial, 3 Agustus 2005, Topografi Komando Daerah Militer V Brawijaya, Malang.

Abdussakir. 2006. Ada Matematika dalam Al-Qur’an. Malang: UIN-Maliki Press.

Abdussakir. 2007. Ketika Kyai Mengajar Matematika. Malang: UIN-Maliki Press.

Abdussakir. 2009. Matematika 1: Kajian Integratif Matematika dan Al-Qur’an. Malang: UIN-Maliki Press.

Abdussakir. 2017. “Internalisasi Nilai-Nilai Islami dalam Pembelajaran Matematika dengan Strategi Analogi”. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim.

Rezky, Alif. 2019. “Meningkatkan Pemahaman Konsep Matriks dengan Menggunakan Media Visualisasi Komputer sebagai Upaya Menumbuhkembangkan Akhlak Mulia Siswa SMK Negeri 10 Makassar”. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Teknologi informasi

Pendidikan Islam

MEWUJUDKAN PEMBELAJARAN YANG BERORIENTASI PADA PEMBENTUKAN KARAKTER ISLAMI DALAM ERA KECERDASAN BUATAN

Ustadz Deddy, S.E., Guru dan Staf SMP – SMA

KARAKTER ISLAMI DALAM ERA KECERDASAN BUATAN

Albinaainframe- Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam membentuk karakter dan kepribadian individu.

A. Pendahuluan

Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam membentuk karakter dan kepribadian individu. Dalam konteks pendidikan Islam, tujuan utamanya adalah menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang sesuai dengan ajaran Islam. Nilai-nilai Islami seperti kejujuran, tanggung jawab, keadilan, dan kepedulian terhadap sesama sangat penting untuk ditanamkan sejak dini. Namun, pada era modern ini, teknologi informasi dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, sehingga integrasi antara pendidikan karakter Islami dan pembelajaran teknologi informasi menjadi sangat relevan dan penting.

B. Tantangan dalam Pembelajaran Karakter Islami

Pembelajaran karakter Islami pada era digital menghadapi berbagai tantangan. Pertama, akses mudah terhadap informasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islami dapat memengaruhi pembentukan karakter peserta didik. Informasi yang tersebar luas di internet tidak selalu terkontrol dan sering kali mengandung konten yang bertentangan dengan ajaran Islam. Kedua, kemajuan teknologi yang cepat sering kali tidak disertai dengan pemahaman yang mendalam tentang etika dan moralitas. Peserta didik mungkin menjadi sangat mahir dalam penggunaan teknologi, tetapi kurang memiliki pemahaman tentang bagaimana menggunakan teknologi tersebut dengan bijak dan bertanggung jawab. Ketiga, kurangnya model pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi dengan nilai-nilai Islami membuat pendidikan karakter sering kali terpisah dari pembelajaran teknologi informasi.

C. Integrasi Pendidikan Karakter Islami dan Teknologi Informasi

Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan pendekatan integratif yang menggabungkan pembelajaran teknologi informasi dengan pendidikan karakter Islami. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan.

  1. Pengembangan Kurikulum Terpadu

Kurikulum harus dirancang sedemikian rupa sehingga pembelajaran teknologi informasi tidak hanya fokus pada aspek teknis, tetapi juga mencakup nilai-nilai Islami. Misalnya, dalam pembelajaran pemrograman, peserta didik dapat diajarkan tentang etika dalam penggunaan teknologi dan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk kebaikan umat manusia. Kurikulum terpadu ini dapat mencakup studi kasus yang relevan, diskusi tentang implikasi etis dari teknologi, serta proyek-proyek yang mempromosikan nilai-nilai Islami.

  1. Penerapan Teknologi dalam Pembelajaran

Penggunaan teknologi, seperti aplikasi pembelajaran berbasis AI dapat membantu dalam pembelajaran karakter Islami. Aplikasi ini dapat menyediakan konten yang interaktif dan menarik, serta memungkinkan pemantauan perkembangan karakter peserta didik secara lebih efektif. Misalnya, aplikasi pembelajaran dapat menyertakan fitur kuis atau permainan edukatif yang menguji pemahaman peserta didik tentang nilai-nilai Islami, serta memberikan umpan balik yang konstruktif.

  1. Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek dapat digunakan untuk mengintegrasikan teknologi informasi dan karakter Islami. Misalnya, peserta didik dapat diajak untuk mengembangkan proyek teknologi yang bertujuan untuk membantu komunitas, seperti aplikasi yang memfasilitasi penggalangan dana untuk amal atau platform edukasi yang menyebarkan nilai-nilai Islami. Proyek semacam ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis peserta didik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai seperti kepedulian sosial dan tanggung jawab.

  1. Peningkatan Kompetensi Guru

Guru harus dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam bidang teknologi informasi serta pemahaman yang mendalam tentang karakter Islami. Pelatihan dan workshop yang berfokus pada integrasi teknologi dan pendidikan karakter Islami sangat penting untuk meningkatkan kompetensi guru. Guru yang kompeten dapat menjadi teladan yang baik bagi peserta didik dan mampu mengajarkan nilai-nilai Islami melalui penggunaan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab

D. Peran Kecerdasan Buatan dalam Pembelajaran Karakter Islami

Kecerdasan buatan memiliki potensi besar dalam mendukung pembelajaran karakter Islami. Berikut adalah beberapa cara di mana AI dapat digunakan:

  1. Personalisasi Pembelajaran

AI dapat digunakan untuk mempersonalisasi pembelajaran, sehingga setiap peserta didik mendapatkan materi yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan karakter mereka. Dengan menggunakan algoritma pembelajaran mesin, AI dapat menganalisis data peserta didik dan memberikan rekomendasi materi yang sesuai. Misalnya, peserta didik yang menunjukkan ketertarikan lebih pada topik tertentu dapat diberikan materi tambahan yang lebih mendalam tentang topik tersebut.

  1. Pengembangan Konten Interaktif

AI dapat digunakan untuk mengembangkan konten pembelajaran yang interaktif dan menarik. Misalnya, chatbot berbasis AI dapat digunakan untuk memberikan pembelajaran tentang nilai-nilai Islami melalui percakapan yang menarik dan interaktif. Chatbot ini dapat menjawab pertanyaan peserta didik secara real-time, memberikan penjelasan yang jelas tentang konsep-konsep tertentu, dan menyajikan skenario yang membantu peserta didik memahami implikasi praktis dari nilai-nilai Islami.

  1. Pemantauan dan Evaluasi

AI dapat membantu dalam pemantauan dan evaluasi perkembangan karakter peserta didik. Dengan menggunakan teknik analisis data, AI dapat mengidentifikasi area peningkatan peserta didik dan memberikan umpan balik yang tepat waktu. Misalnya, sistem AI dapat melacak partisipasi peserta didik dalam aktivitas yang berhubungan dengan karakter Islami dan memberikan laporan kepada guru dan orang tua tentang kemajuan mereka.

  1. Simulasi dan Gim Edukasi.

AI dapat digunakan untuk mengembangkan simulasi dan gim edukasi yang mengajarkan nilai-nilai Islami. Gim ini dapat dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat belajar tentang etika dan moralitas dalam konteks yang menyenangkan dan interaktif. Misalnya, gim yang menyimulasikan situasi kehidupan nyata peserta didik ketika harus membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai Islami dapat menjadi alat yang efektif untuk mengajarkan pemahaman praktis tentang konsep-konsep tersebut.

Terima kasih kepada para guru, orang tua, dan semua pihak yang telah mendukung dan mendoakan kesuksesan mereka. Semoga langkah mereka di perguruan tinggi semakin sukses dan membawa manfaat bagi bangsa dan negara.

E. Implementasi dan Studi Kasus

Implementasi strategi di atas memerlukan kerjasama antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat. Beberapa studi kasus menunjukkan keberhasilan integrasi teknologi informasi dan pendidikan karakter Islami. Misalnya, di beberapa sekolah di Indonesia, telah diterapkan program pembelajaran berbasis teknologi yang juga mengajarkan nilai-nilai Islami melalui modul-modul interaktif.

Salah satu contoh adalah penggunaan platform pembelajaran digital yang mengintegrasikan kurikulum Islami dengan teknologi. Platform ini tidak hanya menyediakan materi pembelajaran umum, tetapi juga konten yang mengajarkan akhlak dan nilai-nilai Islami. Melalui platform ini, peserta didik dapat belajar tentang pentingnya kejujuran, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap sesama melalui berbagai aktivitas interaktif dan permainan edukatif.

Contoh lainnya adalah inisiatif dari beberapa universitas Islam yang telah mulai mengembangkan aplikasi AI yang dirancang khusus untuk pembelajaran karakter Islami. Aplikasi ini menggunakan algoritma pembelajaran mesin untuk menyesuaikan materi pembelajaran dengan kebutuhan individu peserta didik, serta menyediakan umpan balik yang konstruktif untuk membantu mereka berkembang.

F. Kesimpulan

Pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan karakter Islami dalam era kecerdasan buatan memerlukan pendekatan integratif yang menggabungkan nilai-nilai Islami dengan teknologi informasi. Dengan mengembangkan kurikulum terpadu, menerapkan teknologi dalam pembelajaran, menggunakan pembelajaran berbasis proyek, dan meningkatkan kompetensi guru, pendidikan karakter Islami dapat diintegrasikan secara efektif dengan pembelajaran teknologi informasi. Kecerdasan buatan memiliki peran penting dalam mendukung pembelajaran ini melalui personalisasi pembelajaran, pengembangan konten interaktif, pemantauan dan evaluasi, serta simulasi dan game edukasi. Implementasi strategi ini memerlukan kerjasama antara berbagai pihak untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara teknologi, tetapi juga memiliki karakter Islami yang kuat.

Dengan demikian, pendidikan karakter Islami yang terintegrasi dengan teknologi informasi dan kecerdasan buatan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menciptakan generasi yang mampu menghadapi tantangan era digital dengan sikap yang bijak, etis, dan bertanggung jawab. Di masa depan, diharapkan akan semakin banyak inovasi dan penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan model pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan nilai-nilai Islami, sehingga pendidikan karakter Islami dapat terus berkembang dan beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang pesat.

Internasional WYIIA 2024

Internasional WYIIA 2024

SMA IT AL BINAA Kembali Borong Medali Emas di Ajang Internasional WYIIA 2024

4th World Youth Invention and Innovation Award (WYIIA)

Albinaainframe- SMA IT Al Binaa kembali menorehkan prestasi gemilang dengan meraih tiga medali emas dalam ajang bergengsi 4th World Youth Invention and Innovation Award (WYIIA) yang diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) di Yogyakarta pada 10-14 Oktober 2024. Ajang ini merupakan salah satu kompetisi internasional yang menguji kreativitas dan inovasi para remaja dalam mengembangkan karya ilmiah. Dalam kesempatan ini, ketiga tim yang mewakili SMA IT Al Binaa berhasil membawa pulang medali emas, menunjukkan kualitas pendidikan dan semangat kompetisi para santri.

Internasional WYIIA 2024

Berikut prestasi yang berhasil diraih oleh Tim SMA IT Al Binaa:

Tim 1: Kategori Environment

  • Anggota Tim:
    1. Muhammad Ibrahim Mahmoud Sulaiman (X-B)
    2. Fathoni Nur Ismail (X-C)
    3. Mikail Muhammad Altafsalis (X-C)
  • Proyek: Utilization of Banana Peel Waste into Environmentally Toothpaste
  • Penghargaan: Medali Emas 

Tim 1 berhasil mencuri perhatian juri dengan inovasi pemanfaatan limbah kulit pisang menjadi pasta gigi ramah lingkungan, yang tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan tetapi juga menjadi solusi pengurangan limbah organik.

Tim 2: Kategori Social Science

  • Anggota Tim:
    1. Muhammad Iqbal Rasyid (X-D)
    2. Andi Nabil Fahriza Rahman (X-A)
    3. Nahdan Muhammad Dudus (X-B)
    4. Tiftazani Thauri Yasha (X-C)
  • Proyek: ENHANCEMENT, Screen Time Monitoring Application Prototype to Prevent Excessive Dopamine and Increase Productivity
  • Penghargaan: Medali Emas , Best Presentation, dan Grand Prize Rp750.000

Tim 2 menampilkan inovasi aplikasi yang dapat memonitor waktu layar dan membantu mengurangi kecanduan digital, serta meningkatkan produktivitas. Ide ini mendapatkan apresiasi tinggi dari para juri dan berhasil meraih penghargaan presentasi terbaik.

Tim 3: Kategori Energy and Engineering

  • Anggota Tim:
    1. Rafif Ahnaf Nasution (X-A)
    2. Almer Nibras Jizenka (X-B)
    3. Raffi Afkar Firmansyah (X-C)
  • Proyek: TITANIAS, Making Bioethanol with Water Hyacinth, Coconut Fiber, and Banana Stems
  • Penghargaan: Medali Emas 

Tim 3 berhasil menciptakan bioetanol dari bahan-bahan alam seperti eceng gondok, serat kelapa, dan batang pisang. Inovasi ini merupakan langkah nyata dalam upaya menciptakan energi terbarukan yang ramah lingkungan.

Membangun Generasi Berprestasi dan Go Internasional

Prestasi gemilang ini merupakan bukti nyata dari komitmen SMA IT Al Binaa dalam membangun generasi berprestasi yang siap bersaing di kancah internasional. Melalui pendidikan yang holistik dan berbasis nilai Islami, Al Binaa terus mendorong santri untuk mengasah minat dan bakat mereka, baik dalam bidang sains, teknologi, maupun ilmu sosial.

Tidak hanya sekadar memberikan pengajaran, SMA IT Al Binaa juga berfokus pada pengembangan karakter dan kecakapan abad ke-21 yang relevan dengan kebutuhan zaman. Dengan dukungan penuh dari para guru dan pembimbing, para santri dibimbing untuk mengembangkan ide-ide kreatif yang berdampak nyata bagi masyarakat.

Keberhasilan di WYIIA 2024 ini melengkapi sederet prestasi yang telah diraih sepanjang tahun ini, dan menjadi inspirasi bagi seluruh santri SMA IT Al Binaa untuk terus berjuang meraih mimpi dan menorehkan lebih banyak prestasi di masa depan.

Internasional WYIIA 2024

Pesan Inspiratif untuk Santri Al Binaa

Bagi para santri Al Binaa lainnya yang sedang berusaha meraih mimpi dan mengukir prestasi, jangan pernah menyerah. Ingatlah bahwa setiap pencapaian besar dimulai dari langkah kecil, dari niat yang tulus dan usaha yang tak kenal lelah. Kalian adalah generasi penerus yang memiliki potensi luar biasa, dan jalan untuk menjadi yang terbaik selalu terbuka lebar bagi mereka yang mau berjuang.

Tetaplah semangat dan percaya diri, karena setiap kerja keras yang kalian lakukan akan membuahkan hasil yang manis. Jangan ragu untuk bermimpi besar dan bekerja lebih keras, karena prestasi bukan hanya tentang apa yang kalian dapatkan, tetapi tentang bagaimana kalian tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.

SMA IT Al Binaa akan selalu mendukung kalian untuk terus berinovasi, berkarya, dan mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Teruslah berjuang, santri Al Binaa! Masa depan adalah milik kalian yang berani bermimpi dan bekerja untuk mewujudkannya.

Pendaftaran Santri Baru Telah Dibuka !!!

Kini, saatnya bergabung bersama kami di Pondok Pesantren Al Binaa! Kami membuka pendaftaran penerimaan santri baru untuk tahun ajaran 2024/2025. Jangan lewatkan kesempatan emas ini untuk memberikan pendidikan berkualitas dan berbasis nilai Islami kepada putra-putri Anda.

Daftarkan anak Anda sekarang dan wujudkan impian besar mereka bersama Al Binaa! Dengan program unggulan, kurikulum berstandar internasional, dan lingkungan yang kondusif, kami siap membimbing generasi muda Indonesia menjadi pemimpin masa depan yang berakhlak mulia dan berprestasi tinggi.

Jangan ragu! Jadilah bagian dari keluarga besar Al Binaa sekarang juga, karena masa depan cemerlang dimulai dari sini.

LINK PENDAFTARAN:    

https://daftar.albinaa.sch.id/
Mesir

Al Azhar Kairo Mesir

Alhamdulillah! Dua Alumni Al Binaa Diterima di Universitas Al Azhar Kairo Mesir

Irbadh Ibadurrahman dan Amirah Roudhotul Jannah, yang telah berhasil diterima sebagai mahasiswa di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir.

Albinaainframe- Dengan penuh rasa syukur, kami mengucapkan selamat kepada dua alumni Pondok Pesantren Al Binaa, Irbadh Ibadurrahman dan Amirah Roudhotul Jannah, yang telah berhasil diterima sebagai mahasiswa di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir. Prestasi ini bukan hanya sebuah pencapaian pribadi, tetapi juga kebanggaan bagi seluruh keluarga besar Al Binaa.

Mesir
  • Irbadh Ibadurrahman, dalam lingkaran merah
Mesir
  • Irbadh Ibadurrahman

Universitas Al Azhar dikenal sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam terkemuka di dunia, yang telah melahirkan banyak pemimpin dan ulama berpengaruh. Keberhasilan Irbadh dan Amirah untuk melanjutkan studi di sana menunjukkan bahwa pendidikan yang diberikan di Al Binaa telah mempersiapkan mereka untuk bersaing di level internasional. Mereka telah menunjukkan dedikasi dan komitmen tinggi dalam belajar, dan prestasi ini adalah buah dari kerja keras serta usaha yang tiada henti.

Mesir

Pondok Pesantren Al Binaa tidak hanya fokus pada penguatan ilmu agama, tetapi juga berkomitmen untuk memberikan pendidikan berkualitas yang mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan global. Keberhasilan alumni ini menjadi inspirasi bagi seluruh santri di Al Binaa untuk terus berusaha dan berprestasi.

Mesir
  • Amirah Roudhotul Jannah

Kami mengajak seluruh santri untuk menjadikan kisah sukses Irbadh dan Amirah sebagai motivasi. Pendidikan di Al Binaa adalah landasan yang kuat untuk menggapai cita-cita tinggi. Melalui pengajaran yang integratif antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum, para santri dilatih untuk menjadi pemimpin masa depan yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki akhlak mulia.

Mesir

Semangat untuk para santri Al Binaa! Kalian adalah harapan bangsa. Dengan ilmu dan akhlak yang baik, masa depan yang cerah menanti. Mari kita buktikan bahwa kita mampu berprestasi di tingkat nasional maupun internasional. Al Binaa, tempatnya menyiapkan generasi yang siap go internasional!

BELAJAR ENTERTAINMENT

KONSEP BELAJAR PESANTREN AL BINAA

KONSEP BELAJAR ENTERTAINMENT EDUCATION DI KELAS DAN LINGKUNGAN PESANTREN AL BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL

Ustadz M.S. Haromain, S.I.Kom.

Pesantren telah memberikan kontribusi positif yang signifikan bagi perkembangan zaman dan negara

Albinaainframe- Pondok Pesantren Al Binaa Islamic Boarding School adalah lembaga pendidikan modern dengan nuansa religi yang tetap bertahan hingga saat ini. Sebagai institusi pendidikan, pesantren ini memegang peran yang sangat penting dalam memberikan pemahaman agama yang mendalam. Dengan demikian, pesantren tersebut memiliki kontribusi sentral dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan yang mereka berikan. Sebagai lembaga pendidikan nonformal dengan nuansa pendidikan modern religius, pesantren telah memberikan kontribusi positif yang signifikan bagi perkembangan zaman dan negara. Pesantren tidak hanya menjadi tempat pendidikan agama, tetapi juga menjadi pusat pembelajaran ilmu pengetahuan umum, keterampilan, dan nilai-nilai kehidupan yang berlandaskan ajaran Islam.

Peran pembina (ustaz) memang sangat penting dalam memfasilitasi dan memandu komunikasi yang baik dengan santri. Mereka memiliki tanggung jawab untuk memberikan arahan, bimbingan, dan pengetahuan agama kepada santri. Sebagai figur otoritatif dan teladan, pembina juga berperan dalam membentuk pola komunikasi yang sehat, menginspirasi, dan memotivasi santri untuk berkomunikasi dengan baik, baik dalam konteks pembelajaran agama maupun dalam kehidupan sehari-hari. Keberadaan pembina juga memberikan rasa kepercayaan dan keamanan bagi santri untuk berkomunikasi secara terbuka dan mendapatkan bimbingan dalam menjalani perjalanan spiritual dan pendidikan mereka. Santri memang merupakan aset berharga bagi pesantren dalam pembinaan mereka hingga mencapai kelulusan. Mereka adalah inti dari keberlangsungan pesantren, menjadi fokus utama dalam upaya pendidikan dan pembinaan agama. Pesantren bertanggung jawab untuk membimbing, mendidik, dan membentuk karakter santri agar menjadi individu yang beriman, berakhlak mulia, serta memiliki pengetahuan yang luas dalam agama Islam maupun ilmu pengetahuan umum. Dengan demikian, santri yang telah lulus akan menjadi alumni yang membawa dampak positif bagi pesantren serta masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu, pesantren berinvestasi secara besar-besaran dalam pembinaan santri sebagai bagian dari tanggung jawab sosial dan agama.

Pada dasarnya entertainment education berasal dari dua suku kata yaitu education dan entertainment. Entertainment education yang berarti pendidikan dan entertainment yang memiliki arti hiburan, sehingga dapat disimpulkan bahwa entertainment education merupakan pendidikan yang menghibur atau menyenangkan. Adapun dalam konteks terminologi entertainment education dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran yang didesain sebagai muatan pendidikan dan hiburan yang dikombinasikan secara harmonis untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Entertainment education merupakan sebuah metode atau model pembelajaran yang digunakan dalam pendidikan yang dipadukan atau dikombinasikan dengan hiburan sehingga anak/peserta didik tidak merasa jenuh, ngantuk, maupun bosan dalam mempelajari apa yang diajarkan oleh guru/pengajar. Dengan adanya konsep entertainment education juga dapat membuat proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan bisa meningkatkan minat anak/peserta didik. Konsep ini bisa diterapkan, misalnya dengan;

  • Belajar di luar kelas (lapangan basket,halaman kampus), didesain seperti dalam kelas.
  • Menggunakan metode bermain peran (role play) pada pendidikan.
  • Menerapkan penggunaan multimedia.
  • Mengkombinasikan belajar sambil bersyair, beryel-yel.
  • Menggabungan pendidikan dengan permainan (gim).
  • Menyelipkan humor yang berhubungan dengan pendidikan.

Konsep entertainment education ini memiliki tujuan supaya peserta didik bisa mengikuti dan merasakan proses pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan, menghibur, dan mencerdaskan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Manfaat entertainment education ini antara lain;

  • Perasaan positif seperti senang maupun gembira akan mampu mempercepat proses pembelajaran.
  • Bisa menjadi batu loncatan untuk meraih prestasi belajar karena emosi peserta didik terkendali dan bisa mengembangkan nalar anak/peserta didik.
  • Pembelajaran yang menyenangkan bisa meningkatkan minat dan motivasi anak/peserta didik dalam pembelajaran.
  • Mencapai hasil belajar yang optimal. Dengan demikian, perpaduan antara belajar dan hiburan yang menyenangkan ini didasarkan pada sifat alamiah anak yang dalam kesehariannya membutuhkan waktu bermain dan hiburan. 

Sehingga konsep pembelajaran entertainment education  ini bisa membantu anak untuk belajar lebih efektif karena diterapkan dalam kondisi yang menyenangkan dan bebas dari tekanan.

 

ruang lingkup pendidikan di pesantren

KARENA PAHLAWAN AKAN MELAKUKAN HAL YANG SAMA

KARENA PAHLAWAN AKAN MELAKUKAN HAL YANG SAMA

Ustadz Irpan Halim, Lc., M.H.

Selasa, 21 Mei 2024. Seorang pemuda berusia 20 tahun melakukan penikaman secara acak terhadap penumpang kereta MRT Taichung.

Albinaainframe- Insiden berdarah kembali terjadi di Taiwan pada hari Selasa, 21 Mei 2024. Seorang pemuda berusia 20 tahun melakukan penikaman secara acak terhadap penumpang kereta MRT Taichung. Akibat insiden itu sejumlah penumpang dilaporkan mengalami luka-luka. Aksi berdarah tersebut berakhir setelah beberapa penumpang secara heroik melumpuhkan pelaku dan merebut pisau yang menjadi senjatanya.

Setelah insiden di MRT Taichung, pemerintah kota setempat melakukan identifikasi terhadap rekaman CCTV dan mendapati ada 16 penumpang yang berperan dalam melumpuhkan pelaku penikaman. Atas keberanian para penumpang tersebut pemerintah setempat memberikan penghargaan dan hadiah berupa akses gratis seumur hidup untuk menggunakan layanan transportasi MRT. Dalam acara penyerahan penghargaan oleh wali kota kepada para penumpang yang pemberani, salah satu penerima penghargaan berhasil menarik perhatian warganet. Hal itu terjadi ketika dia mendapatkan pertanyaan dari wartawan terkait motif yang mendorongnya untuk tampil berani mengorbankan dirinya demi orang lain. Dia hanya menjawab, “Karena Himmel akan melakukan hal yang sama.” Jawaban ini menarik perhatian warganet karena Himmel yang dia sebutkan adalah tokoh fiktif dalam serial animasi (anime) yang diproduksi di Jepang. Dalam serial animasi tersebut sosok Himmel ini digambarkan sebagai pahlawan yang sering membantu orang lain sehingga dia dicintai oleh banyak orang.  Karakter Himmel yang dia idolakan ini ternyata menjadi inspirasi saat dia tampil dengan berani menghadapi serta melumpuhkan pelaku kejahatan dalam insiden berdarah MRT Taichung.

Kisah di atas merupakan salah satu gambaran perilaku yang disebut imitasi. Ada beragam definisi terkait pengertian imitasi yang semuanya bermuara kepada makna ‘meniru’. Keragaman definisi ini lahir dari fakta bahwa imitasi menjadi objek kajian berbagai disiplin ilmu. Mulai dari psikologi, sosiologi, antropologi, filsafat, ekonomi, neurologi, studi hewan (animal study), hingga kecerdasan buatan turut serta mempelajari tentang imitasi. Masuknya berbagai disiplin ilmu ini dalam kajian tentang imitasi tidaklah mengherankan jika melihat kepada fungsi imitasi itu sendiri, yaitu berhubungan dengan kemampuan manusia untuk berinteraksi secara sosial serta penurunan budaya dari satu generasi kepada generasi selanjutnya. Imitasi ini erat kaitannya dengan proses pembelajaran terutama pada anak karena—sebagaimana disebutkan Gabriel Terde—seluruh kehidupan sosial itu terinternalisasi dalam diri anak berdasarkan faktor imitasi. Jika dikaitkan dengan pembelajaran maka imitasi bisa didefinisikan sebagai proses belajar yang dilakukan seseorang dengan meniru atau mengikuti perilaku orang lain, baik sikap, penampilan, gaya bicara, maupun hal lainnya yang dimiliki oleh orang lain.

Imitasi bukanlah proses yang sederhana. Imitasi bukan sekedar meniru gerakan yang sama (mimikri) ataupun meniru tujuan (emulasi). Ia tidak terjadi secara otomatis melainkan melalui tiga tahapan yang diawali dari (1) Adanya interaksi, berkenalan yang kemudian menghadirkan minat atau perhatian yang besar terhadap orang yang akan diimitasi; (2)  Rasa kagum serta menjunjung tinggi nilai dari orang tersebut; (3) Adanya dorongan keinginan untuk mendapatkan penghargaan sosial yang sama seperti sosok yang diimitasi. Hal ini tercermin dalam kisah penumpang MRT Taichung. Ketertarikan serta kekagumannya terhadap sosok pahlawan fiktif idolanya bisa menghasilkan perilaku heroik. Imitasi memang laksana pisau bermata dua, bisa berdampak positif serta bisa juga berdampak negatif tergantung kepada objek yang diimitasi. Oleh karenanya sering ditemukan remaja laki-laki  dengan penampilan rambut gondrong, merokok, memakai anting dan gelang karena mengimitasi anak band metal yang menjadi idolanya.

Dalam ruang lingkup pendidikan di pesantren, idealnya santri ketika berada di jenjang akhir masa belajarnya sudah memiliki perilaku yang baik dan Islami sebagai hasil dari proses belajarnya serta cerminan dari upayanya mengimitasi perilaku baik yang ditunjukkan oleh warga pesantren, seperti santri teladan, ustaz, dan pimpinan pesantren. Hal ini dikenal dengan istilah tarbiyyah bi al-qudwah. Akan tetapi, kenyataannya hal tersebut tidak semudah membalik telapak tangan. Pola asuh yang ditanamkan orang tuanya di keluarga, latar belakang pendidikannya di jenjang sekolah dasar, serta pergaulannya sebelum memasuki pesantren sudah terlebih dahulu membentuk perilaku santri. Ditambah dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat memudahkan santri untuk terpapar tokoh-tokoh serta karakter dari kalangan di luar Islam. Tak ayal kalau santri lebih familiar terhadap tokoh dari Barat yang notabene banyak dari kalangan nonmuslim dibandingkan tokoh dan pahlawan muslim.  Materi pelajaran pun ikut berperan dalam menjejali santri dengan tokoh-tokoh dari kalangan nonmuslim. Hal ini bisa terlihat dari pemilihan nama grup ketika diselenggarakannya acara Usbu Tsaqofy. Nama-nama ilmuwan Barat dipilih panitia sebagai pilihan untuk nama grup, termasuk nama ilmuwan atheis, Stephen Hawking, bersyukur nama tersebut dihapuskan setelah adanya protes dari salah satu ustaz. Dalam kesempatan lain, pimpinan pesantren pernah memberikan kritik cukup keras ketika beliau mendengar nama angkatan yang mirip dengan tokoh penjelajah dunia pembenci Islam yang pernah membakar kapal beserta penumpangnya yang memuat ratusan jamaah yang baru pulang melaksanakan ibadah haji. Masih ada beberapa contoh kasus lain, hanya saja penulis cukupkan dengan dua contoh di atas saja sebagai gambaran bahwa salah satu tugas kita ada menggeser nama tokoh-tokoh nonmuslim dan menggantinya dengan tokoh muslim dalam ruang alam pikiran para santri.

Jika melihat tiga tahapan terjadinya imitasi sebagaimana yang telah disebutkan, saat ini kita sudah tertinggal bahkan mulai dari tahapan yang pertama, yaitu interaksi yang direpresentasikan lewat pengenalan terhadap objek yang diimitasi. Santri lebih mengenal dan mengidolakan selebriti, atlet sepak bola, youtuber, dan tiktoker dibandingkan ustaznya, dibandingkan tokoh dan pahlawan muslim serta para shahabat Nabi. Hal ini tercermin dari pengalaman beberapa ustaz yang menawarkan tontonan dari Youtube kepada para santri. Nama kanal Youtube yang diusulkan santri merupakah kanal youtuber yang jauh dari nilai-nilai Islami. Jika sosok-sosok seperti ini yang lebih dikenal dan diidolakan santri, dikhawatirkan karakter merekalah yang akan diimitasi oleh santri baik secara sadar maupun tanpa mereka sadari.

Oleh karenanya, di antara upaya untuk memperbaiki kondisi ini, penulis mengusulkan:

Penguatan materi Siroh, dimulai dari siroh Nabi Muhammad shallahu alaihi wa sallam kemudian siroh para shahabat dan ulama salaf. Teladan kehidupan sudah ada bagi umat Islam dari kalangan internal sendiri, ada banyak sosok heroik, ilmuwan, pengusaha, pemimpin, pendidik dan berbagai pilihan profesional lainnya yang bisa diimitasi. Saat ini pengajaran Siroh belum optimal, bahkan siroh Nabi Muhammad shallahu alaihi wa sallam belum diajarkan sampai selesai, yaitu peristiwa wafatnya beliau. Penguatan materi Siroh ini tidak hanya diberikan kepada santri, tetapi juga kepada seluruh warga pesantren. Harapannya terjadi imitasi secara paralel. Para ustaz mengimitasi keteladanan Nabi Muhammad shallahu alaihi wa sallam beserta para shahabat beliau, dan ditampilkan hasilnya lewat keteladanan yang ditunjukkan kepada para santri, sehingga santri bisa mengimitasi keteladan tersebut sebagai perilaku sehari hari.

Pengarusutamaan tokoh-tokoh Islam dalam proses pembelajaran. Salah satu bentuknya adalah mengintegrasikan nama tokoh Islam dalam soal latihan. Sebagai sekolah Islam apalagi berbasis pesantren, sudah selayaknya kita mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam materi pembelajaran. Dalam pembelajaran matematika pernah ditemukan soal yang menggunakan skema riba perbankan sebagai soal latihan. Fulan rutin menabung Rp200.000,00 setiap bulannya di bank dengan bunga 2% perbulannya. Berapakah jumlah uang fulan setelah 2 tahun? Tentu hal seperti ini cukup disayangkan. Hal yang berbeda dilakukan di sekolah Islam lain, pembelajaran matematika sudah terintegrasi dengan nilai dan tokoh Islam, seperti soal matematika di Kuttab Al-Fatih yang contoh soalnya, Abu Hurairah meriwayatkan hadits sebanyak 5374. Angka berapakah yang memiliki nilai ribuan? Soal seperti ini sangat baik karena selain pelajaran matematika tersampaikan, santri juga diperkenalkan kepada sosok sahabat Nabi dan prestasinya.  Dengan mengarusutamakan tokoh-tokoh Islam dalam proses pembelajaran, kita “jejalkan” nama-nama tersebut dalam ingatan para santri sehingga bisa menggeser nama-nama lain dari kalangan di luar Islam.

Tentu usulan di atas belumlah ideal karena belum mencakup semua tahapan imitasi. Namun, setidaknya itu bisa menjadi langkah pertama untuk terwujudnya santri yang berkarakter Islami. Dengan mengenal biografi tokoh-tokoh Islam serta prestasi dan pencapaiannya diharapkan bisa tumbuh rasa bangga dan kagum yang kelak bisa menginspirasi setiap perilaku dan tindakan para santri serta kita semua.